Selasa, 14 Maret 2017

Bait Ketiga


Bait Ketiga
Orang yang paling baik diantara manusia tidak goyah karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan sehingga memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan jiwa.
Orang yang mengetahui kebenaran bisa menarik kesimpulan bahwa apa yang akan musnah dan yang kekal, keduannya ada dan tidak berubah. Inilah kesimpulan yang akan diterima setelah mempelajari sifat keduanya.
Hendaknya engkau mengetahui bahwa  apa yang ada dalam badan tidak dapat dimusnahkan sebagaimana badan pun tidak musnah, melainkan dari tanah ia kembali menjadi tanah, dari unsur pembentuknya kembali kepadanya.
Maka bila badan pun demikian keadaannya, menjadi jelas bahwa tidak seorang pun dapat membinasakan jiwa yang ada di dalam badan, dan jiwa sungguh tidak dapat dimusnahkan.
Sebagaimana semua badan yang hidup dan mati, badan kembali pada asalnya yaitu dunia materi, maka semua jiwa pun demikian, kembali kepada esensi Ruh yang satu dan sama.
Jiwa yang tidak dapat dimusnahkan, tidak pula dapat diciptakan dan diukur oleh manusia dan alam, bersifat kekal mendekati kekekalan Ruh, memiliki tempat badan jasmani sebagai rumah sementara bagi jiwa yang pada saatnya akan berakhir ketika ajal memisahkan.
Namun perjalanan jiwa tidak berakhir dengan badan yang kembali kepada tanah. Ia akan melanjutkan lagi perjalanannya dan menerima apa-apa yang baik atau buruk sebagaimana perbuatannya selama bersama badan berinteraksi dengan jiwa-jiwa lainnya yang memiliki esensi Ruh yang sama.
Karena itu, dalam kesadaran akan adanya jiwa, jalanilah hidup dengan mantap dalam keyakinanmu wahai manusia. Bahwa apa-apa yang diperbuat selama hidup tidak ada yang tersia-sia, segala sesuatu yang diperbuat bersama badan tercatat dan pasti akan kembali kepada jiwa sebagai penggerak dan yang menghidupi badan, setelah perpisahannya dengan badan.
Inilah bakal ajaran yang pertama sebagai petunjuk agar manusia bisa hidup dan menetapi kedamaian serta kebahagiaan selama hidup di dunia sehingga kehidupan setelah mati tidak lagi membingungkan.

Kehidupan setelah kematian ibarat cermin kehidupan di dunia. Bukan nyata atau tidaknya namun kemanfaatannya yang jelas bagi yang hidup. Sebagaimana kita memandang cermin, yang dibalik cermin tidak nyata, tetapi manfaat cermin adalah nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar