Selasa, 14 Maret 2017

1:9 Kebebasan Memilih



1:9 Kebebasan Memilih

Tuhanmu telah menetapkan kehidupan atasmu,
maka perbuatlah yang kalian kehendaki,
pada akhirnya setiap jiwa akan tahu kemana kembalinya.

Setelah itu kehidupan yang lain,
agar yang terlalaikan, jahat, sombong, dan berbuat kerusakan
mendapat balasan yang sepadan.

Agar yang berserah diri kepada Tuhannya,
berbuat kebaikan kepada sesamanya,
tidak berbuat apa yang merugikan dan menyusahkan,
mendapat balasan lebih baik dari apa yang telah diperbuatnya.


___

Penjelasan syair:

Esensi ajakan kebaikan adalah untuk mengubah cara hidup yang sebelumnya keliru menjadi lebih baik.

Kebanyakan manusia suka ketika diajak untuk memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik. Tetapi yang menjadi alasan penolakan ajakan berbuat baik adalah bagaimana kebaikan tersebut akan diwujudkan.

Inilah diantaranya yang menjadikan sumber perbedaan atau pertentangan, bukan tujuan baik atau visinya. Melainkan cara bagaimana tujuan itu tercapai atau misinya.

Seperti misalnya Buku Hikmat, yang berisi tawaran solusi bagi perbaikan kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pemahaman Pancasila yang utuh sebagai Petunjuk dari Tuhan YME.

Ketika ditolak, tentunya bukan menolak kepada tujuan besarnya untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa mercusuar dunia di tahun 2025.

Tetapi 'bagaimana meraihnya' itu yang banyak dipertanyakan. Belum lagi apabila skeptis atau ragu terhadap istilah mercusuar dunia yang dilihat terlalu tinggi angan-angannya, sehingga tidak realistis.

Mengenai ini, penulis ingin menyampaikan, bahwa ajakan kebaikan yang ingin disampaikan, diluar dari solusi bangsa yang ditawarkan, setidaknya yang diharapkan bisa diterima adalah ajakan kebaikan mendasar yang ada di dalamnya.

Yaitu ajakan untuk mulai hidup dengan memperbanyak berbuat kebaikan kepada sesama. Mulai memikirkan masyarakat dan sesama daripada memikirkan kesenangan diri semata.

Jalan untuk melakukan itu banyak, dan semua baik. Kita tidak usah memperdebatkan apa agama dan keyakinan seseorang ketika dia mau melakukan banyak perbuatan baik kepada sesama manusia dan menolak atau menjauhi perbuatan yang merugikan bagi sesamanya. Itulah orang baik yang pantas untuk kita hormati dan muliakan secara pantas.

Yang ingin ditambahkan Buku Hikmat adalah: Selain dari perbuatan baik yang dilakukan sendiri-sendiri atau berdasarkan panduan dari golongannya masing-masing, marik kita lihat gambaran yang lebih luas.

Bahwa perbuatan baik yang dilakukan kepada sesama, semisal ajakan untuk kerja bhakti atau bergotong royong, itu sangat berpengaruh kepada kehidupan berbangsa kita.
Niat dan perbuatan untuk mengeluarkan sebagian rezeki kepada sesama untuk dimanfaatkan bagi kebaikan semua, hendaknya dilihat sebagai penting bagi kebangkitan besar bangsa Indonesia.

Zakat sebesar 5 s/d 10% dari setiap penghasilan bulanan yang diperoleh setiap keluarga, itu efeknya bisa membawa negara kepada kestabilan perekonomian karena kokohnya perekonomian riil atau nyata yang dibangun dari akar rumput rakyat.

Mari setiap agama, suku, dan berbagai golongan atau organisasi kemasyarakatan dalam melakukan setiap kebaikan atau mengajak berbuat kebaikan, tujuan utama setelah dasar keyakinan masing-masing adalah untuk kejayaan bangsa Indonesia, bahwa setiap kebaikan yang diperbuat akan sangat berpengaruh kepada bangsa dan negara kita.

Inilah kedua ajakan mendasar yang ada di dalam Buku Hikmat. Karena nilai yang disampaikan bersifat universal dan alamiah, mudah-mudahan sedikit yang akan menolaknya.

Pada akhirnya, walaupun tidak turut berpartisipasi mensyiarkan Buku Hikmat, selama setuju untuk berbuat banyak kebaikan dalam hidup, setiap kebaikan akan kembali kepada pembuat kebaikannya. Kembali dalam bentuk kebaikan yang dapat dinikmati dengan sesungguh-sungguhnya.

Sebaliknya kepada para pembuat keburukan, maka mau tidak mau pembalasan keburukan pada saatnya akan datang sebagai sesuatu yang menyengsarakan, baik selama hidup di dunia, maupun kelak setelah ajal tiba ketika memasuki alam kehidupan setelah kematian.

Atas setiap ajakan kebaikan yang disampaikan, setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih, apakah mengikuti atau menolak.

Maka demikianlah Islam dulu ketika Rasulullah mengajak manusia kepada ajakan untuk hidup berkasih sayang dan menata ulang tatanan masyarakat jahiliyah yang mengutamakan kekuasaan penguasa yang berbuat sewenang-wenang dan menindas yang lemah.

Kata kafir yang disebutkan di dalam Al Quran bukan ditujukan kepada mereka yang menolak Islam dalam artian agama, tetapi penolakan kepada Islam sebagai jalan hidup yang mengajarkan kedamaian dan keselamatan melalui jalan hidup berkasih sayang dengan sesama, apapun agama dan kepercayaannya.

*Kafir berasal dari kata kaf-fa-ro yang artinya menutupi atau tertutupi. Tertutup hati nuraninya dari kebenaran kasih sayang. 

Maka mari kita simpulkan, bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan untuk meng-Islamkan umat manusia dalam artian agama, melainkan untuk mengajarkan ahlak atau budi pekerti yang mulia.
Dengan mendakwahkan ajakan yang penuh kasih sayang dan tegas terhadap kekuasaan yang zalim, banyak manusia masuk dalam agama Islam pada masa itu. Walaupun penyebaran 'agama Islam' bukan yang utama untuk dilakukan.

Buktinya:
  • Ditetapkannya Piagam Madinah yang menerima berbagai agama, yaitu Yahudi dan Nasrani untuk hidup bersama sebagai sebuah wilayah yang berdaulat dan melindungi segenap rakyatnya tanpa membeda-bedakan hak seseorang berdasarkan agama dan kepercayaannya.
  • Jerusalem dibuka untuk beribadah umat Yahudi, yang sebelumnya selama ratusan tahun kekuasaan Romawi Byzantium terlarang untuk dimasuki umat Yahudi walaupun itu adalah Kota Sucinya.
  • India yang ditaklukan tetap mayoritas penduduknya beragama Hindu atau Buddha.
  • Tiongkok yang menyatakan persahabatan dengan Imperium Islam di jaman Khalifah Utsman tidak sama sekali diserang.


Piagam Madinah, diikuti oleh bangsa Indonesia
dengan ditetapkannya Piagam Jakarta yang kemudian
dikenal sebagai Pancasila


Tidak ada komentar:

Posting Komentar