Selasa, 14 Maret 2017

1:8 Kehancuran Bangsa



1:8 Kehancuran Bangsa

Wahai manusia,

Berjalanlah di atas muka bumi,
perhatikan kesudahan bangsa-bangsa
yang dulunya besar dan perkasa.
Apakah yang terjadi pada kebesaran mereka kemudian?

Kau temukan sisa peninggalan mereka
seolah penduduknya masih ada di situ,
padahal telah berlalu.

Bagi mereka apa yang telah diusahakan selama hidupnya
dan bagi kalian apa yang kalian usahakan.

Sebelum setiap kehancuran akan diberitakan peringatan.
Demikianlah
Kami telah mengirimkan pemberi-pemberi peringatan,
namun mereka melalaikan,
berpaling,
dan bahkan menolaknya dengan amat sangat.

Siapakah yang zalim
apakah Allah atau mereka?

Tidaklah dihancurkan sebuah bangsa
melainkan telah nyata ketetapan atas kehancurannya
diakibatkan perbuatan tangan penduduknya sendiri.

Mereka melalaikan Tuhannya,
tidak berkasih sayang dengan sesamanya,
sehingga datang kepada mereka sebab-sebab kehancuran
akibat kelalaian,
yaitu kesombongan dan kebodohannya sendiri.

Mereka berbuat kejahatan terhadap manusia dan alam.

Mengambil dengan curang dari yang lebih lemah,
membuat kesombongan yang besar,
dan menantang kebenaran dari Tuhannya.

Memperolok tanda-tanda ketika disampaikan
dan mereka ingin 
andaikan hidup selamanya.
Itulah akibat dari kehidupan dunia yang telah membutakan.


___




Penjelasan:

Bait ini adalah peringatan bagi manusia agar memperhatikan dan menarik pelajaran tentang kehancuran sebuah bangsa dari masa ke masa.

Apa saja yang mengakibatkan kehancuran sebuah bangsa?

Diantara yang utama dan terutama adalah cara hidup yang tidak berkesesuaian dengan nilai kasih sayang. Itulah awal sebuah bangsa menjadi hancur. Tidak lain karena ulah yang diakibatkan penduduknya sendiri.

Dari situ, mari kita tarik pelajaran juga, bahwasannya sebuah perikehidupan masyarakat atau bangsa menjadi jauh dari berkasih sayang adalah ketika para pemimpinnya terlebih dahulu meninggalkan jalan hidup ini.

Kasih sayang yang dalam Al Quran disebut dengan istilah rahman dan rahim adalah jalan hidup berdasarkan Petunjuk Tuhan Yang Lurus (sirotol mustaqim), satu-satunya jalan yang bisa memberikan keselamatan dan kebahagiaan bagi manusia.

Bilamana para Pemimpin dari sebuah bangsa sudah keluar dari koridor jalan hidup ini, niscaya demikian pula rakyat yang dipimpinnya.

Apabila hanya 1 Pemimpin yang menjalani jalan hidup ini, sementara 100 pemimpin lainnya tidak, maka akan sulit pula diciptakan tatanan hidup berdasarkan Petunjuk Tuhan.

Maka inilah peringatan bagi bangsa Indonesia, apabila tidak berubah dari jalan kehidupan yang didominasi sikap individualis dan materialistis, mementingkan diri sendiri dan tidak saling menyayangi sesamanya yang dibuktikan dengan jalan hidup bergotong royong dan saling mengasihi.


Bangsa Indonesia akan hancur dengan sendirinya. Entah terpecah menjadi bentuk kerajaan sebagaimana asalnya, atau selamanya jadi budak bagi bangsa asing yang berkuasa.

Satu-satunya jalan penyelamatan sebuah bangsa adalah kembali kepada jalan hidup yang berdasarkan Petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa.

Itulah Pancasila, bagi negeri ini.

Ketika disebutkan sebagai Petunjuk Tuhan, Pancasila bukan berarti agama baru, tetapi adalah cara pandang atau jalan hidup yang bisa menaungi berbagai agama untuk hidup rukun dan damai karena menyadari Tuhan yang disembah ada Esa.

Bukan pula ideologi atau sistem perekonomian dan pemerintahan baru, melainkan sebuah jalan tengah bagi sistem kapitalis, sosialis, komunis, liberal, dan lain sebagainya agar bisa mengambil yang terbaik dari semua dengan kembali kepada fitrah hidup manusia, yaitu suka kepada gotong royong dan hidup saling mengasihi serta menyayangi sesamanya.

Maka, sebagaimana disampaikan di dalam prolog buku Hikmat, inilah ajakan kepada manusia Indonesia untuk memilih 700an Pemimpin yang memahami hakikat Pancasila bagi bangsa Indonesia dan menjalaninya sungguh-sungguh dalam kehidupan pribadinya sebagai sebuah jalan hidup yang berkesuaian dengan agama apapun yang dianutnya.

Apabila di tahun 2019 hal ini bisa dilakukan, maka mudah-mudahan peringatan kehancuran bangsa bisa kita hindari, bahkan sebaliknya, bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar atas segala bangsa.


Pancasila adalah jalan hidup Ketuhanan 
yang berlandaskan nilai Kemanusiaan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar