Selasa, 14 Maret 2017

1:10 Karunia Besar



1:10 Karunia Besar

Ingatlah,
perbuatan baik dan pengorbanan kepada sesamamu,
tidak tergantikan
dengan beribadahnya badanmu sepanjang malam

Atas kebaikan
kepada sesama manusia dan alam
sesungguhnya dengan itu Tuhan berkenan kepadamu,
menyampaikan penerimaan kasihNya,
dan mengucapkan salam melalui para malaikatNya.

Tuhanmu teramat mengasihi hambaNya
yang menyayangi hamba-hambaNya,
dan seluruh ciptaanNya,
padahal semuanya adalah hamba dari Tuhan.

Karena dengan kasih sayangmu,
kasih sayang Tuhan terasa dan keberadaanNya disadari.

Maka ketahuilah,
betapa besar karunia Tuhan kepada hambaNya
yang berkasih sayang dengan sesamanya itu.

___

Penjelasan:

Bait ini adalah untuk mengingatkan kepada banyak orang yang rajin dalam melaksanakan ibadah keagamaan tetapi mengabaikan pentingnya berbuat kebaikan kepada sesama manusia dan alam.

Misalnya seorang muslim yang rajin tahajud sepanjang malam dan melakukan shalat 5 waktu dengan sebaik-baiknya serta ditambah juga dengan shalat sunat, tetapi kepada sesama manusia sikapnya tidak baik.

Apa saja contoh sikap tidak baik yang dimaksud? 

Diantaranya adalah:
  • Pelit untuk meminjamkan uang kepada yang membutuhkan.
  • Tidak mau mengeluarkan sedekah melainkan kepada organisasi keagamaan yang diikutinya.
  • Melakukan perbuatan atau perkataan yang menyinggung perasaan orang lain dengan terang-terangan, misalnya mengatakan orang lain yang terbatas ibadahnya sebagai orang yang tidak mendapat hidayah, atau mengatakan kafir kepada orang yang beragama lain sehingga menyakiti perasaannya.
Perbuatan yang memecah belah manusia dengan merasa paling benar sendiri adalah perbuatan yang tercela, dengannya manusia berpecah belah dan menjadi sumber permusuhan.

Tuhan yang diagungkan malah menjadi sebaliknya dilihat oleh manusia lain, tanpa disadari perbuatan buruk yang dilakukan telah menghabiskan segala ibadah yang dilakukan untuk Tuhannya, karena manusia lain jadi merendahkan Tuhannya.

Sementara perbuatan baik, yang dilakukan oleh seseorang dengan latar belakang apapun justru akan memunculkan Tuhan yang Pengasih dan Penyayang. Bukankah seorang manusia yang mendapat pertolongan dari manusia lainnya akan serta merta bersyukur kepada Tuhannya.

Seseorang yang mendapat bantuan untuk membayar utang atau membayar tunggakan uang sekolah anaknya akan sangat bersyukur kepada Tuhan, dan berterimakasih kepada penolongnya, apapun agama dan kepercayaannya, apapun suku bangsa dan rasnya.

Apabila seseorang menolong orang lain karena Tuhannya, maka orang yang ditolong jadi ingin tahu bagaimana Tuhan memberikan pengajaran kasih sayang kepada manusia sehingga mau menolong dirinya dengan tulus yang sedang ada dalam kesusahan.

Itulah dakwah terbaik dari seorang manusia kepada manusia lainnya, yaitu dengan melakukan perbuatan baik yang nyata dan banyak.

Bukan semata dengan beribadah pribadi yang banyak, karena ibadah kepada Tuhan yang sifatnya adalah untuk diri pribadi atau khusus, itu kebaikannya untuk diri sendiri saja, tetapi kebaikan dalam bentuk kasih sayang kepada sesama itu kebaikan untuk diri dan sesama.

Dan hakikatnya, buah dari ibadah pribadi kepada Tuhan mestinya melahirkan pribadi atau akhlak yang baik. Budi pekerti yang mulia semestinya menjadi hasil dari beribadah sepanjang malam, sehingga manfaatnya nyata bagi diri dan sesama.

Apabila ibadah sepanjang malam tidak menghasilkan sikap atau budi pekerti yang baik kepada sesama, mestilah kita merenung diri apakah ibadah kita sudah dilakukan dengan baik dan benar, atau perlu belajar lagi tentang apa itu hakikat dari peribadatan dari seorang manusia kepada Tuhannya.


Apabila shalat sendiri bernilai 1 derajat 
dan shalat berjamaah disampaikan bernilai 27 derajat,
bukankah kesempurnaan lingkaran itu adalah 360 derajat?

Maka ketahuilah bahwa 333 derajat yang kurang adalah
aplikasi nyata dalam kehidupan untuk
berbuat baik kepada sesama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar